Amoeba
1. Struktur Tubuh Amoeba
Amoeba (a = tidak, morf = bentuk) tidak mempunyai
bentuk yang tetap. Bentuk selnya dapat berubah-ubah.
Pada bagian luar terdapat membran sel atau
disebut pula membran plasma, yang berfungsi sebagai pelindung isi sel, pengatur
pertukaran zat misalnya zat makanan, ekskresi, pertukaran gas, alat pergerakan
yaitu dengan membentuk pseudopoda serta dapat menangkap rangsangan kimia dari
luar tubuhnya. Di sebelah dalam terdapat sitoplasma, yang dapat dibedakan
menjadi ektoplasma yaitu sitoplasma bagian luar dan endoplasma yaitu sitoplasma
bagian dalam. Ektoplasma bersifat lebih kental (gel), sedangkan endoplasma bersifat
lebih encer (sol). Ditengah sel terdapat inti atau nukleus.
2. Cara Amoeba Bergerak, Menangkap, dan Mencerna
Makanan
Pada permukaan sel Amoeba dapat terbentuk
pseudopoda, yakni penjuluran ke arah luar dari membran plasma. Membran plasma
menjulur ke luar karena tekanan dari endoplasma di dalamnya. Jika ada makanan,
(bakteri atau bahan organik) pseudopodanya dijulurkan dan Amoeba bergerak ke
arah makanan tersebut. Sesampai di dekat makanan, pseudopoda mengelilinginya.
Selanjutnya makanan masuk ke dalam tubuh Amoeba melalui permukaan membran
plasma. Caranya, permukaan membran plasma yang mengelilingi Amoeba bersatu,
hingga terbentuk rongga makanan yang disebut vakuola makanan. Vakuola makanan
beredar di dalam sitoplasma. Makanan yang ada di dalamnya dicerna, sari-sari
makanan dimasukkan ke dalam sitoplasma, sedangkan sisa-sisa makanan berbentuk
padat tetap berada di dalam vakuola. Vakuola berisi sisa makanan padat tadi
menepi, kemudian membran plasma “pecah” hingga sisa makanan tersebut dapat
dikeluarkan.
Amoeba mengeluarkan sisa makanan yang berbentuk
cair dengan cara mengembang dan mengempiskan vacuola kontraktil guna memompa
sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membran sel.
3. Reproduksi Amoeba
Amoeba berkembang biak dengan melakukan pembelahan
langsung (pembelahan biner) yaitu pembelahan yang tidak melalui tahap-tahap
pembelahan mitosis. Mula-mula inti sel Amoeba membelah menjadi dua, yang segera
diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Di antara kedua nukleus yang terbentuk itu
terjadi pelekukan membran plasma ke arah dalam sehingga membran plasma
menggenting, kemudian terputus. Maka terpisahlah Amoeba menjadi dua sel anak.
Jadi sel Amoeba dapat membelah dari satu sel menjadi dua sel, menjadi empat
sel, delapan sel, dan seterusnya hingga menjadi banyak.
4. Amoeba Parasit
Selain hidup di alam bebas ada beberapa jenis
Amoeba yang hidup sebagai parasit antara lain :
a. Entamoeba histolytica
Amoeba ini hidup parasit di usus manusia. Masuk
ke dalam usus melalui makanan misalnya makanan yang dihinggapi lalat, tidak
ditutup, atau makanan yang kurang higienis. Orang yang terserang akan menderita
diare.
Penyakit ini banyak diderita oleh penduduk yang
kondisi lingkungannya kurang sehat.
b. Entamoeba ginggivalis
Amoeba ini hidup di gigi dan gusi yang kotor. Diduga,
hewan ini merupakan salah satu penyebab penyakit radang pada gusi. Untuk
mencegahnya, gosoklah gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur.
Contoh lain Rhizopoda :
1. Arcella, hidup bebas di air tawar. Tubuhnya
terlindung oleh kulit yang tersusun dari zat kersik. Kulit bagian atas
berbentuk kubah. Sedangkan, kulit bagian bawah berbentuk cekung dan mempunyai
lubang-lubang tempat keluarnya pseudopodium.
2. Diflugia, hidup bebas di air tawar. Tubuhnya
mengeluarkan lendir yang dapat melekatkan pasir.
3. Foraminifera, hewan ini mempunyai pelindung
tubuh yang mengandung zat kersik atau zat kapur. Semua jenis foraminifera hidup
di laut. Apabila foraminifera mati, kulitnya akan membentuk endapan zat kersik
dan zat kapur di dasar laut. Salah satu jenis tanah endapan kulit foraminifera
yang penting adalah tanah globigerina. Tanah atau fosil globigerina ini
merupakan petunjuk adanya tambang minyak bumi.
c) Ciliata
Ciliata adalah protista bersel satu yang
permukaan tubuhnya ditumbuhi rambut getar atau silia, yang banyak jumlahnya.
Jika rambut getar ini bergetar, sel dapat melunucr bergerak di dalam medium
air.
Ciliata memiliki bentuk tubuh yang tetap, tidak
berubah-ubah. Bentuk umumnya oval. Hidupnya di tempat-tempat yang berair (di
sawah, rawa, tanah becek, yang banyak mengandung bahan organik) dan ada pula
yang hidup parasit. Contoh Ciliata yang hidup bebas adalah Paramesium caudatum,
sedangkan yang hidup parasit di dalam usus kecoa adalah Nyctoterus ovalis.
1. Paramecium caudatum
Paramecium caudatum disebut pula sebagai hewan
sandal, karena bentuk selnya menyerupai telapak kaki. Pada permukaan sel yang
melekuk terdapat mulut sel atau sitostom, (cyto = sel, stoma = mulut). Di
bagian luar sel terdapat pelikel, yang menyelubungi sel. Di sebelah dalam
membran sel terdapat sitoplasma dan inti. Hewan ini mempunyai dua macam inti
yaitu inti kecil atau mikronukleus dan inti besar atau makronukleus. Selain itu
terdapat pula vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan
makanan dan vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan
cair.
a) Cara Paramecium bergerak, makan, dan mencerna
makanan
Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya.
Dengan getaran silianya, hewan ini dapat maju, mundur, membelok, berguling atau
berhenti.
Mulut sel berfungsi untuk memasukkan makanan ke
dalam sel. Jika rambut getar di sekitar mulut sel digetarkan, maka terjadi
aliran air keluar masuk mulut sel. Bersamaan dengan aliran air, terbawa
bakteri, sisa bahan organik, atau hewan monoseluler yang lain, dan terkumpul di
dalam mulut sel.
Makanan yang terkumpul di mulut sel kemudian
dimasukkan ke dalam kerongkongan sel atau sitofaring. Dari kerongkongan sel,
makanan masuk ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan dapat beredar ke
seluruh tubuh. Sambil beredar makanan dicerna. Sari makanan masuk ke dalam
sitoplasma, sisa makanan berbentuk padat dikeluarkan melalui membran selnya
(tidak memiliki anus). Sedangkan sisa manakan berbentuk cair dikeluarkan
melalui vakuola berdenyut. Hewan ini mempunyai dua vakuola berdenyut, masing-masing
terletak di ujung selnya.
b) Reproduksi Paramecium
• Aseksual
Paramecium caudatum berkembang biak dengan
membelah diri yaitu dengan pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan
pembelahan mikronukleus, diikuti pembelahan makronukleus. Setelah itu terjadi
penggentingan membran plasma dan akhirnya terbentuklah dua sel anak.
Masing-masing sel anak identik, mempunyai dua nukleus, sitoplasma dan alat sel
lainnya.
• Seksual
Hewan ini tidak berjenis kelamin, jadi tidak
dapat dibedakan mana yang jantan dan betina. Dua sel saling mendekat, saling
menempel pada bagian mulut sel, untuk kawin (konjugasi). Antara keduanya
terbentuk saluran konjugasi. Melalui saluran ini terjadi tukar menukar inti.
Mikronukleus dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikian pula
sebaliknya.
2. Nyctoterus ovalis
Hewan bersel satu ini hidup di dalam usus kecoa.
Hewan ini berbentuk oval, dapat bergerak karena di seluruh permukaan tubuhnya
terdapat silia. Bentuknya mirip Paramecium.
3. Contoh-contoh Ciliata lain
Contoh-contoh Ciliata yang hidup di air tawar
adalah :
• Stentor hidup di sawah-sawah atau air
menggenang yang banyak mengandung bahan organik. Hewan ini bentuknya seperti
terompet, bagian mulutnya dikelilingi oleh silia, dan bagian tangkainya melekat
pada dasar.
• Didinium merupakan pemangsa Paramecium. Hidup
di perairan yang banyak mengandung Protozoa.
• Vorticella memiliki bentuk seperti lonceng,
tangkai memanjang yang diletakkan pada dasar. Silia terdapat di sekeliling
mulut sel.
• Stylonichia mirip dengan Paramecium. Silianya
berkelompok disebut sirus, yang bentuknya seperti duri-duri. Hidup di perairan
yang banyak mengandung sampah organik.
d) Sporozoa
Anggota Sporozoa semuanya parasit. Sporozoa tidak
memiliki alat gerak seperti protozoa yang lain. Sifat yang membedakannya
adalah, pada tahap zigot mampu bereproduksi membentuk spora. Dalam hidupnya
Plasmodium mengalami dua fase siklus hidup yang masing-masing berada di dua
organisme yang berbeda. Fase tersebut adalah fase sporogoni dan fase skizogoni.
Fase Sporogoni
Yaitu fase pembentukan spora. Jika sporozoit
Plasmodium dari tubuh nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia, maka di dalam
jaringan penderita, sporozoit akan tumbuh menjadi kriptozoit. Selanjutnya
kriptozoit masuk ke pembuluh darah dan menyerang eritrosit (sel darah merah).
Pada tahap ini parasit disebut tahap merozoit. Inti sel parasit membelah
berkali-kali disebut sebagai pembelahan skizogoni. Hasilnya adalah sel-sel
merozoit. Sel merozoit dapat menginfeksi eritrosit baru. Demikianlah
seterusnya. Lama putaran daur hidup adalah 48 jam (P. vivax dan P. falciparum).
Fase Skizogoni
Yaitu fase pembentukan gamet. Dari sel-sel
merozoit yang dihasilkan terdapat sel-sel gamet atau gametosit (gamet = sel
kelamin, cytos = sel). Ada dua macam gametosit yaitu gametosit jantan yang
disebut mikrogametosit dan gametosit betina yang disebut makrogametosit. Jadi,
di dalam tubuh penderita dapat terbentuk dua macam gamet yaitu mikrogametosit
dan makrogametosit. Kedua sel gamet ini tidak dapat melakukan perkawinan di
dalam tubuh manusia. Perkawinan hanya terjadi di tubuh nyamuk Anopheles betina.
Jika penderita digigit nyamuk, maka gametosit
akan terbawa ke dalam usus nyamuk Anopheles. Sekarang gametosit dapat melakukan
perkawinan di usus nyamuk. Terjadilah peleburan antara mikrogametosit dengan
makrogametosit, menghasilkan satu sel zigot. Zigot yang terbentuk disebut
ookinet. Ookinet menerobos dinding usus nyamuk dan mengalami proses pembentukan
spora. Ookinet pecah menghasilkan sel-sel sporozoit yang bergerak menuju ke
kelenjar air liur nyamuk. jika nyamuk menggigit manusia air liur dikeluarkan
untuk mencegah pembekuan darah. Bersamaan dengan itu terbawa juga sel-sel
sprozoit. Sel-sel sporozoit ini masuk ke dalam darah manusia. Sel-sel ini
mencari mangsa sel-sel eritrosit, demikian seterusnya.
PROTOZOA DAN KEHIDUPAN MANUSIA
Protozoa parasit merugikan manusia seperti :
1) Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Ada 4
spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan gejala penyakit yang berbeda yaitu :
a) Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana,
gejala demam timbul setiap 48 jam (2 hari sekali atau timbul pada hari ketiga);
b) Plasmodium malarie menyebabkan malaria
quartana, gejala demam timbul setiap 72 jam (3 hari sekali);
c) Plasmodium falciparum menyebabkan malaria
tropika dengan gejala demam timbul tak menentu.
2) Entamoeba histolytica merupakan parasit
penyebab penyakit disentri;
3) Trypanosoma gambiense penyebab penyakit tidur;
4) Balantidium coli menyebabkan disentri pada
manusia, hidup pada usu besar
Protozoa yang menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut
merupakan zooplankton yang merupakan makanan insekta air, udang, dan ikan
kecil-kecil. Zooplankton merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan-hewan
air, termasuk ikan. Sehingga protozoa menguntungkan manusia. Sebab ikan makan
protozoa dan manusia makan ikan.
Entamoeba coli yang hidup di dalam usus lembu
menguntungkan, karena dapat membantu pencernaan lembu. Dengan demikian terjadi
simbiosis mutualisme antara lembu dan Entamoeba. Lembu dibantu mencerna rumput-rumput
yang mengandung selulosa yang keras, sementara Entamoeba memperoleh makanan dan
perlindungan.
Rhizopoda ada yang memiliki cangkang keras.
Cangkang itu terbuat dari silikon (misalnya Radiolaria) atau kalsium karbonat
(misalnya Foraminifera). Jika hewan mati, cangkangnya tetap utuh dan karena
tekanan perubahan lingkungan akan berubah menjadi fosil.
B. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (GANGGANG
PROTISTA)
Ganggang atau sering pula disebut alga dapat
ditemukan di air tawar, air laut, menempel pada tempat-tempat yang basah atau
lembab. Ganggang juga mengakibatkan lantai kamar mandi berwrana hijau dan air
di sawah berwarna hijau atau kuning. Kadang-kadang lantai yang ditumbuhi
ganggang terasa licin, karena koloni ganggang menghasilkan lendir.
Bentuk tubuh ganggang Protista ada yang bersel
tunggal (uniseluler) dan ada yang tubuhnya tersusun atas banyak sel
(multiseluler). Ganggang yang multiseluler ada yang berbentuk seperti benang,
lembaran, dan koloni sel-sel. Sel-sel ganggang dikelilingi oleh dinding sel
sehingga memiliki bentuk yang tetap. Inti sel (nukleus) merupakan jenis
eukarion, (nukleusnya diselubungi oleh membran nukleus).
Di dalam sel ganggang terdapat berbagai plastida,
yaitu organela sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat
pada ganggang adalah kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang
berperan penting dalam proses fotosintesis.
Pigmen-pigmen lain yang terdapat di dalam sel-sel
ganggang adalah fikosianin (warna biru) xantofil (warna kuning), karoten (warna
keemasan), fikosantin (warna pirang), dan fikoeritrin (wrana merah). Pigmen
tersebut berguna membantu fotosintesis. Pigmen-pigmen ini dijadikan dasar
klasifikasi (penggolongan) ganggang.
1. Euglenophyta
Euglenophyta adalah organisme satu sel yang
memperlihatkan ciri-ciri yang mirip hewan dan sekaligus mirip tumbuhan.
Euglenophyta dianggap mirip tumbuhan karena memiiki klorofil dan mampu
berfotosintesis. Euglenophyta dianggap mirip hewan karena selnya tidak
berdinding, dapat bergerak bebas dan berbintik mata.
Euglenophyta hidup di air tawar, di dalam tanah,
dan di tempat tempat yang lembab.
Euglena
Euglena dapat dijumpai di air tawar. Euglena
bentuk selnya oval memanjang di bagian salah satu ujungnya terdapat mulut sel.
Dari mulut sel, tumbuh satu cambuk atau flagela, yang digunakan untuk bergerak.
Di dekat mulut sel terdapat bintik mata yang disebut stigma, yang berwarna
merah. Gunanya hanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya
terdapat butir-butir kloroplas berbentuk oval yang berisi klorofil. Salah satu
jenisnya adalah Euglena Viridis yang artinya Euglena hijau. Euglena ini dapat
berfotosintesis dengan pertolongan cahaya, seperti tumbuhan.
• Cara makan Euglena
Euglena mempunyai dua cara dalam memperoleh
makanan, yaitu dengan fotosintesis dan memakan zat-zat organik. Karena mampu
berfotosintesis maka dikatakan Euglena ini hidup secara fotoautrotrof dan
karena memakan bahan-bahan organik yang tersedia maka dikatakan hidup secara
heterotrof.
• Reproduksi Euglena
Euglena berkembang biak dengan membelah diri yaitu
dengan pembelahan biner. Mula-mula intinya membelah, kemudian diikuti
pembelahan membran plasmanya secara longitudinal (memanjang). Terbentuklah dua
sel anak. Setiap sel anak memiliki membran sel, sitoplasma, dan inti.
2. Ganggang keemasan (Chrysophyta)
Ganggang keemasan ada yang hidup di air tawar dan
ada yang hidup di air laut. Tubuhnya ada yang bersel tunggal dan ada yang
bersel banyak. Chrysophyta dibagi ke dalam 3 kelas yaitu :
a) Ganggang Hijau-kuning (Xanthophyceae)
Ganggang ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan
xantofil (pigmen kuning). Karena itu warnya hijau kekuningan. Contohnya
Ganggang ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning).
Karena itu warnya hijau kekuningan. Contohnya Vaucheria.
Tubuh Vaucheria tersusun atas banyak sel yang
berbentuk benang (filamen) yang bercabang tetapi tidak bersekat. Filamen
tersebut memiliki banyak inti dan disebut senosit. Filamen ini juga memiliki
alat kelamin jantan atau anteridium dan alat kelamin betina atau oogonium.
Anteridium menghasilkan spermatozoid dan oogonium menghasilkan ovum. Hasil
fertilisasi berupa zigot. Selanjutnya zigot tumbuh membentuk filamen baru.
Reproduksi vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari
induknya, mengembara dan apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi
filamen baru.
b) Ganggang Cokelat-Keemasan (Chrysophyceae)
Ganggang ini memiliki pigmen klorofil dan karoten
(pigmen keemasan). Tubuhnya ada yang uniseluler misalnya Ochromonas, ada pula
yang membentuk koloni misalnya Synure. Hasil fotosintesis ganggang ini disimpan
sebagai karbohidrat dan minyak.
c) Bacillariephyceae (diatom)
Diatom banyak dijumpai di atas permukaan tanah
basah (sawah, got, atau parit). Tanah yang banyak mengandung diatom berwarna
kuning keemasan.
Tubuhnya uniseluler dan ada pula yang berkoloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteka) dan tutup
(epiteka). Jadi seperti kotak tempat pensil. Reproduksi aseksual dilakukan
dengan cara membelah diri. Contoh : Navicula, Pinnularia, dan Cyclotella.
Reproduksi Diatom
Berikut diberikan contoh reproduksi Navicula yang
bentuknya mirip perahu. Pada proses pembelahan, bagian tutup terpisah dari
bagian wadah. Masing-masing bagian akan membentuk wadah. Jadi, bagian tutup
(epiteka) akan membentuk wadah (hipoteka) dan bagian wadah yang lama menjadi
tutup kemudian membentuk wadah baru. Jika melakukan pembelahan lagi, bagian
tutup akan membentuk wadah dan bagian wadah akan membentuk wadah baru. Demikian
seterusnya. Apa yang terjadi ? Karena bagian wadah yang lebih kecil akan
menjadi tutup dan membentuk wadah baru, maka ukuran sel hasil pembelahan ada
yang semakin lama semakin mengecil. Dengan demikian akan terbentuk beraneka
ragam ukuran sel. Apabila sudah terbentuk sel yang terlalu kecil, proses
pembelahan tidak lagi dapat berlangsung. Isi sel yang terlalu kecil itu keluar
dari dinding selnya, kemudian membentuk dinding sel baru yang berukuran lebih
besar.
3. Ganggang Api (Pyrhophyta)
Anggota ganggang api disebut Dinoflagellata.
Anggota ganggang api adalah organisme yang tubuhnya tersusun atas satu sel,
dapat bergerak aktif, selnya berdinding. Ciri utamanya adalah di sebelah luar
sel terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. Dinding sel
berupa lempengan selulosa berbentuk poligonal yang bersambungan sangat rapat.
Di dalam sel terdapat plastida yang mengandung klorofil dan pigmen cokelat
kekuning-kuningan.
Ganggang api berkembang biak dengan membelah
diri. Dinoflagellata kebanyakan hidup di laut, sebagian kecil hidup di air
tawar. Contoh ganggang api adalah Peridinium. Ganggang api yang hidup di laut
bersifat fosforesensi, yaitu memiliki fosfor yang memendarkan cahaya. Oleh
karena itu disebut ganggang api.
Manfaat ganggang Protista bagi kehidupan manusia
1. Bidang Perikanan
Ganggang merupakan fitoplankton (plankton
tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan
ikan.
2. Ekosistem Perairan
Dalam ekosistem perairan, ganggan merupakan
produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi
hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar