Kamis, 10 November 2011


 Amoeba
1. Struktur Tubuh Amoeba
Amoeba (a = tidak, morf = bentuk) tidak mempunyai bentuk yang tetap. Bentuk selnya dapat berubah-ubah.
Pada bagian luar terdapat membran sel atau disebut pula membran plasma, yang berfungsi sebagai pelindung isi sel, pengatur pertukaran zat misalnya zat makanan, ekskresi, pertukaran gas, alat pergerakan yaitu dengan membentuk pseudopoda serta dapat menangkap rangsangan kimia dari luar tubuhnya. Di sebelah dalam terdapat sitoplasma, yang dapat dibedakan menjadi ektoplasma yaitu sitoplasma bagian luar dan endoplasma yaitu sitoplasma bagian dalam. Ektoplasma bersifat lebih kental (gel), sedangkan endoplasma bersifat lebih encer (sol). Ditengah sel terdapat inti atau nukleus.
2. Cara Amoeba Bergerak, Menangkap, dan Mencerna Makanan
Pada permukaan sel Amoeba dapat terbentuk pseudopoda, yakni penjuluran ke arah luar dari membran plasma. Membran plasma menjulur ke luar karena tekanan dari endoplasma di dalamnya. Jika ada makanan, (bakteri atau bahan organik) pseudopodanya dijulurkan dan Amoeba bergerak ke arah makanan tersebut. Sesampai di dekat makanan, pseudopoda mengelilinginya. Selanjutnya makanan masuk ke dalam tubuh Amoeba melalui permukaan membran plasma. Caranya, permukaan membran plasma yang mengelilingi Amoeba bersatu, hingga terbentuk rongga makanan yang disebut vakuola makanan. Vakuola makanan beredar di dalam sitoplasma. Makanan yang ada di dalamnya dicerna, sari-sari makanan dimasukkan ke dalam sitoplasma, sedangkan sisa-sisa makanan berbentuk padat tetap berada di dalam vakuola. Vakuola berisi sisa makanan padat tadi menepi, kemudian membran plasma “pecah” hingga sisa makanan tersebut dapat dikeluarkan.
Amoeba mengeluarkan sisa makanan yang berbentuk cair dengan cara mengembang dan mengempiskan vacuola kontraktil guna memompa sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membran sel.
3. Reproduksi Amoeba
Amoeba berkembang biak dengan melakukan pembelahan langsung (pembelahan biner) yaitu pembelahan yang tidak melalui tahap-tahap pembelahan mitosis. Mula-mula inti sel Amoeba membelah menjadi dua, yang segera diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Di antara kedua nukleus yang terbentuk itu terjadi pelekukan membran plasma ke arah dalam sehingga membran plasma menggenting, kemudian terputus. Maka terpisahlah Amoeba menjadi dua sel anak. Jadi sel Amoeba dapat membelah dari satu sel menjadi dua sel, menjadi empat sel, delapan sel, dan seterusnya hingga menjadi banyak.
4. Amoeba Parasit
Selain hidup di alam bebas ada beberapa jenis Amoeba yang hidup sebagai parasit antara lain :
a. Entamoeba histolytica
Amoeba ini hidup parasit di usus manusia. Masuk ke dalam usus melalui makanan misalnya makanan yang dihinggapi lalat, tidak ditutup, atau makanan yang kurang higienis. Orang yang terserang akan menderita diare.
Penyakit ini banyak diderita oleh penduduk yang kondisi lingkungannya kurang sehat.
b. Entamoeba ginggivalis
Amoeba ini hidup di gigi dan gusi yang kotor. Diduga, hewan ini merupakan salah satu penyebab penyakit radang pada gusi. Untuk mencegahnya, gosoklah gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur.
Contoh lain Rhizopoda :
1. Arcella, hidup bebas di air tawar. Tubuhnya terlindung oleh kulit yang tersusun dari zat kersik. Kulit bagian atas berbentuk kubah. Sedangkan, kulit bagian bawah berbentuk cekung dan mempunyai lubang-lubang tempat keluarnya pseudopodium.
2. Diflugia, hidup bebas di air tawar. Tubuhnya mengeluarkan lendir yang dapat melekatkan pasir.
3. Foraminifera, hewan ini mempunyai pelindung tubuh yang mengandung zat kersik atau zat kapur. Semua jenis foraminifera hidup di laut. Apabila foraminifera mati, kulitnya akan membentuk endapan zat kersik dan zat kapur di dasar laut. Salah satu jenis tanah endapan kulit foraminifera yang penting adalah tanah globigerina. Tanah atau fosil globigerina ini merupakan petunjuk adanya tambang minyak bumi.
c) Ciliata
Ciliata adalah protista bersel satu yang permukaan tubuhnya ditumbuhi rambut getar atau silia, yang banyak jumlahnya. Jika rambut getar ini bergetar, sel dapat melunucr bergerak di dalam medium air.
Ciliata memiliki bentuk tubuh yang tetap, tidak berubah-ubah. Bentuk umumnya oval. Hidupnya di tempat-tempat yang berair (di sawah, rawa, tanah becek, yang banyak mengandung bahan organik) dan ada pula yang hidup parasit. Contoh Ciliata yang hidup bebas adalah Paramesium caudatum, sedangkan yang hidup parasit di dalam usus kecoa adalah Nyctoterus ovalis.
1. Paramecium caudatum
Paramecium caudatum disebut pula sebagai hewan sandal, karena bentuk selnya menyerupai telapak kaki. Pada permukaan sel yang melekuk terdapat mulut sel atau sitostom, (cyto = sel, stoma = mulut). Di bagian luar sel terdapat pelikel, yang menyelubungi sel. Di sebelah dalam membran sel terdapat sitoplasma dan inti. Hewan ini mempunyai dua macam inti yaitu inti kecil atau mikronukleus dan inti besar atau makronukleus. Selain itu terdapat pula vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan dan vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan cair.
a) Cara Paramecium bergerak, makan, dan mencerna makanan
Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Dengan getaran silianya, hewan ini dapat maju, mundur, membelok, berguling atau berhenti.
Mulut sel berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam sel. Jika rambut getar di sekitar mulut sel digetarkan, maka terjadi aliran air keluar masuk mulut sel. Bersamaan dengan aliran air, terbawa bakteri, sisa bahan organik, atau hewan monoseluler yang lain, dan terkumpul di dalam mulut sel.
Makanan yang terkumpul di mulut sel kemudian dimasukkan ke dalam kerongkongan sel atau sitofaring. Dari kerongkongan sel, makanan masuk ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan dapat beredar ke seluruh tubuh. Sambil beredar makanan dicerna. Sari makanan masuk ke dalam sitoplasma, sisa makanan berbentuk padat dikeluarkan melalui membran selnya (tidak memiliki anus). Sedangkan sisa manakan berbentuk cair dikeluarkan melalui vakuola berdenyut. Hewan ini mempunyai dua vakuola berdenyut, masing-masing terletak di ujung selnya.
b) Reproduksi Paramecium
• Aseksual
Paramecium caudatum berkembang biak dengan membelah diri yaitu dengan pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus, diikuti pembelahan makronukleus. Setelah itu terjadi penggentingan membran plasma dan akhirnya terbentuklah dua sel anak. Masing-masing sel anak identik, mempunyai dua nukleus, sitoplasma dan alat sel lainnya.
• Seksual
Hewan ini tidak berjenis kelamin, jadi tidak dapat dibedakan mana yang jantan dan betina. Dua sel saling mendekat, saling menempel pada bagian mulut sel, untuk kawin (konjugasi). Antara keduanya terbentuk saluran konjugasi. Melalui saluran ini terjadi tukar menukar inti. Mikronukleus dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikian pula sebaliknya.
2. Nyctoterus ovalis
Hewan bersel satu ini hidup di dalam usus kecoa. Hewan ini berbentuk oval, dapat bergerak karena di seluruh permukaan tubuhnya terdapat silia. Bentuknya mirip Paramecium.
3. Contoh-contoh Ciliata lain
Contoh-contoh Ciliata yang hidup di air tawar adalah :
• Stentor hidup di sawah-sawah atau air menggenang yang banyak mengandung bahan organik. Hewan ini bentuknya seperti terompet, bagian mulutnya dikelilingi oleh silia, dan bagian tangkainya melekat pada dasar.
• Didinium merupakan pemangsa Paramecium. Hidup di perairan yang banyak mengandung Protozoa.
• Vorticella memiliki bentuk seperti lonceng, tangkai memanjang yang diletakkan pada dasar. Silia terdapat di sekeliling mulut sel.
• Stylonichia mirip dengan Paramecium. Silianya berkelompok disebut sirus, yang bentuknya seperti duri-duri. Hidup di perairan yang banyak mengandung sampah organik.
d) Sporozoa
Anggota Sporozoa semuanya parasit. Sporozoa tidak memiliki alat gerak seperti protozoa yang lain. Sifat yang membedakannya adalah, pada tahap zigot mampu bereproduksi membentuk spora. Dalam hidupnya Plasmodium mengalami dua fase siklus hidup yang masing-masing berada di dua organisme yang berbeda. Fase tersebut adalah fase sporogoni dan fase skizogoni.
Fase Sporogoni
Yaitu fase pembentukan spora. Jika sporozoit Plasmodium dari tubuh nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia, maka di dalam jaringan penderita, sporozoit akan tumbuh menjadi kriptozoit. Selanjutnya kriptozoit masuk ke pembuluh darah dan menyerang eritrosit (sel darah merah). Pada tahap ini parasit disebut tahap merozoit. Inti sel parasit membelah berkali-kali disebut sebagai pembelahan skizogoni. Hasilnya adalah sel-sel merozoit. Sel merozoit dapat menginfeksi eritrosit baru. Demikianlah seterusnya. Lama putaran daur hidup adalah 48 jam (P. vivax dan P. falciparum).
Fase Skizogoni
Yaitu fase pembentukan gamet. Dari sel-sel merozoit yang dihasilkan terdapat sel-sel gamet atau gametosit (gamet = sel kelamin, cytos = sel). Ada dua macam gametosit yaitu gametosit jantan yang disebut mikrogametosit dan gametosit betina yang disebut makrogametosit. Jadi, di dalam tubuh penderita dapat terbentuk dua macam gamet yaitu mikrogametosit dan makrogametosit. Kedua sel gamet ini tidak dapat melakukan perkawinan di dalam tubuh manusia. Perkawinan hanya terjadi di tubuh nyamuk Anopheles betina.
Jika penderita digigit nyamuk, maka gametosit akan terbawa ke dalam usus nyamuk Anopheles. Sekarang gametosit dapat melakukan perkawinan di usus nyamuk. Terjadilah peleburan antara mikrogametosit dengan makrogametosit, menghasilkan satu sel zigot. Zigot yang terbentuk disebut ookinet. Ookinet menerobos dinding usus nyamuk dan mengalami proses pembentukan spora. Ookinet pecah menghasilkan sel-sel sporozoit yang bergerak menuju ke kelenjar air liur nyamuk. jika nyamuk menggigit manusia air liur dikeluarkan untuk mencegah pembekuan darah. Bersamaan dengan itu terbawa juga sel-sel sprozoit. Sel-sel sporozoit ini masuk ke dalam darah manusia. Sel-sel ini mencari mangsa sel-sel eritrosit, demikian seterusnya.
PROTOZOA DAN KEHIDUPAN MANUSIA
Protozoa parasit merugikan manusia seperti :
1) Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Ada 4 spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan gejala penyakit yang berbeda yaitu :
a) Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, gejala demam timbul setiap 48 jam (2 hari sekali atau timbul pada hari ketiga);
b) Plasmodium malarie menyebabkan malaria quartana, gejala demam timbul setiap 72 jam (3 hari sekali);
c) Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika dengan gejala demam timbul tak menentu.
2) Entamoeba histolytica merupakan parasit penyebab penyakit disentri;
3) Trypanosoma gambiense penyebab penyakit tidur;
4) Balantidium coli menyebabkan disentri pada manusia, hidup pada usu besar
Protozoa yang menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang merupakan makanan insekta air, udang, dan ikan kecil-kecil. Zooplankton merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan-hewan air, termasuk ikan. Sehingga protozoa menguntungkan manusia. Sebab ikan makan protozoa dan manusia makan ikan.
Entamoeba coli yang hidup di dalam usus lembu menguntungkan, karena dapat membantu pencernaan lembu. Dengan demikian terjadi simbiosis mutualisme antara lembu dan Entamoeba. Lembu dibantu mencerna rumput-rumput yang mengandung selulosa yang keras, sementara Entamoeba memperoleh makanan dan perlindungan.
Rhizopoda ada yang memiliki cangkang keras. Cangkang itu terbuat dari silikon (misalnya Radiolaria) atau kalsium karbonat (misalnya Foraminifera). Jika hewan mati, cangkangnya tetap utuh dan karena tekanan perubahan lingkungan akan berubah menjadi fosil.
B. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (GANGGANG PROTISTA)
Ganggang atau sering pula disebut alga dapat ditemukan di air tawar, air laut, menempel pada tempat-tempat yang basah atau lembab. Ganggang juga mengakibatkan lantai kamar mandi berwrana hijau dan air di sawah berwarna hijau atau kuning. Kadang-kadang lantai yang ditumbuhi ganggang terasa licin, karena koloni ganggang menghasilkan lendir.
Bentuk tubuh ganggang Protista ada yang bersel tunggal (uniseluler) dan ada yang tubuhnya tersusun atas banyak sel (multiseluler). Ganggang yang multiseluler ada yang berbentuk seperti benang, lembaran, dan koloni sel-sel. Sel-sel ganggang dikelilingi oleh dinding sel sehingga memiliki bentuk yang tetap. Inti sel (nukleus) merupakan jenis eukarion, (nukleusnya diselubungi oleh membran nukleus).
Di dalam sel ganggang terdapat berbagai plastida, yaitu organela sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada ganggang adalah kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis.
Pigmen-pigmen lain yang terdapat di dalam sel-sel ganggang adalah fikosianin (warna biru) xantofil (warna kuning), karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang), dan fikoeritrin (wrana merah). Pigmen tersebut berguna membantu fotosintesis. Pigmen-pigmen ini dijadikan dasar klasifikasi (penggolongan) ganggang.
1. Euglenophyta
Euglenophyta adalah organisme satu sel yang memperlihatkan ciri-ciri yang mirip hewan dan sekaligus mirip tumbuhan. Euglenophyta dianggap mirip tumbuhan karena memiiki klorofil dan mampu berfotosintesis. Euglenophyta dianggap mirip hewan karena selnya tidak berdinding, dapat bergerak bebas dan berbintik mata.
Euglenophyta hidup di air tawar, di dalam tanah, dan di tempat tempat yang lembab.
Euglena
Euglena dapat dijumpai di air tawar. Euglena bentuk selnya oval memanjang di bagian salah satu ujungnya terdapat mulut sel. Dari mulut sel, tumbuh satu cambuk atau flagela, yang digunakan untuk bergerak. Di dekat mulut sel terdapat bintik mata yang disebut stigma, yang berwarna merah. Gunanya hanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir kloroplas berbentuk oval yang berisi klorofil. Salah satu jenisnya adalah Euglena Viridis yang artinya Euglena hijau. Euglena ini dapat berfotosintesis dengan pertolongan cahaya, seperti tumbuhan.
• Cara makan Euglena
Euglena mempunyai dua cara dalam memperoleh makanan, yaitu dengan fotosintesis dan memakan zat-zat organik. Karena mampu berfotosintesis maka dikatakan Euglena ini hidup secara fotoautrotrof dan karena memakan bahan-bahan organik yang tersedia maka dikatakan hidup secara heterotrof.
• Reproduksi Euglena
Euglena berkembang biak dengan membelah diri yaitu dengan pembelahan biner. Mula-mula intinya membelah, kemudian diikuti pembelahan membran plasmanya secara longitudinal (memanjang). Terbentuklah dua sel anak. Setiap sel anak memiliki membran sel, sitoplasma, dan inti.
2. Ganggang keemasan (Chrysophyta)
Ganggang keemasan ada yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut. Tubuhnya ada yang bersel tunggal dan ada yang bersel banyak. Chrysophyta dibagi ke dalam 3 kelas yaitu :
a) Ganggang Hijau-kuning (Xanthophyceae)
Ganggang ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning). Karena itu warnya hijau kekuningan. Contohnya Ganggang ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning). Karena itu warnya hijau kekuningan. Contohnya Vaucheria.
Tubuh Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang (filamen) yang bercabang tetapi tidak bersekat. Filamen tersebut memiliki banyak inti dan disebut senosit. Filamen ini juga memiliki alat kelamin jantan atau anteridium dan alat kelamin betina atau oogonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid dan oogonium menghasilkan ovum. Hasil fertilisasi berupa zigot. Selanjutnya zigot tumbuh membentuk filamen baru. Reproduksi vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya, mengembara dan apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi filamen baru.
b) Ganggang Cokelat-Keemasan (Chrysophyceae)
Ganggang ini memiliki pigmen klorofil dan karoten (pigmen keemasan). Tubuhnya ada yang uniseluler misalnya Ochromonas, ada pula yang membentuk koloni misalnya Synure. Hasil fotosintesis ganggang ini disimpan sebagai karbohidrat dan minyak.
c) Bacillariephyceae (diatom)
Diatom banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah (sawah, got, atau parit). Tanah yang banyak mengandung diatom berwarna kuning keemasan.
Tubuhnya uniseluler dan ada pula yang berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Jadi seperti kotak tempat pensil. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membelah diri. Contoh : Navicula, Pinnularia, dan Cyclotella.
Reproduksi Diatom
Berikut diberikan contoh reproduksi Navicula yang bentuknya mirip perahu. Pada proses pembelahan, bagian tutup terpisah dari bagian wadah. Masing-masing bagian akan membentuk wadah. Jadi, bagian tutup (epiteka) akan membentuk wadah (hipoteka) dan bagian wadah yang lama menjadi tutup kemudian membentuk wadah baru. Jika melakukan pembelahan lagi, bagian tutup akan membentuk wadah dan bagian wadah akan membentuk wadah baru. Demikian seterusnya. Apa yang terjadi ? Karena bagian wadah yang lebih kecil akan menjadi tutup dan membentuk wadah baru, maka ukuran sel hasil pembelahan ada yang semakin lama semakin mengecil. Dengan demikian akan terbentuk beraneka ragam ukuran sel. Apabila sudah terbentuk sel yang terlalu kecil, proses pembelahan tidak lagi dapat berlangsung. Isi sel yang terlalu kecil itu keluar dari dinding selnya, kemudian membentuk dinding sel baru yang berukuran lebih besar.
3. Ganggang Api (Pyrhophyta)
Anggota ganggang api disebut Dinoflagellata. Anggota ganggang api adalah organisme yang tubuhnya tersusun atas satu sel, dapat bergerak aktif, selnya berdinding. Ciri utamanya adalah di sebelah luar sel terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. Dinding sel berupa lempengan selulosa berbentuk poligonal yang bersambungan sangat rapat. Di dalam sel terdapat plastida yang mengandung klorofil dan pigmen cokelat kekuning-kuningan.
Ganggang api berkembang biak dengan membelah diri. Dinoflagellata kebanyakan hidup di laut, sebagian kecil hidup di air tawar. Contoh ganggang api adalah Peridinium. Ganggang api yang hidup di laut bersifat fosforesensi, yaitu memiliki fosfor yang memendarkan cahaya. Oleh karena itu disebut ganggang api.
Manfaat ganggang Protista bagi kehidupan manusia
1. Bidang Perikanan
Ganggang merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan ikan.
2. Ekosistem Perairan
Dalam ekosistem perairan, ganggan merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates