Senin, 14 November 2011


planet
Karakteristik
Jarak orbit (juta km) (SA)
57,91 (0,39)
108,21 (0,72)
149,60 (1,00)
227,94 (1,52)
778,41 (5,20)
1.426,72 (9,54)
2.870,97 (19,19)
4.498,25 (30,07)
Waktu edaran (taun)
0,24 (88 hari)
0,62 (224 hari)
1,00
1,88
11,86
29,45
84,02
164,79
Jangka rotasi
58,65 hari
243,02 hari
23 jam 56 menit
24 jam 37 menit
9 jam 55 menit
10 jam 47 menit
17 jam 14 menit
16 jam 7 menit
Eksentrisitas edaran
0,206
0,007
0,017
0,093
0,048
0,054
0,047
0,009
7,00
3,39
0,00
1,85
1,31
2,48
0,77
1,77
Sudut inklinasi ekuator terhadap orbit (°)
0,00
177,36
23,45
25,19
3,12
26,73
97,86
29,58
Diameter ekuator (km)
4.879
12.104
12.756
6.805
142.984
120.536
51.118
49.528
Massa (dibanding Bumi)
0,06
0,81
1,00
0,15
317,8
95,2
14,5
17,1
Kepadatan menengah (g/cm³)
5,43
5,24
5,52
3,93
1,33
0,69
1,27
1,64
Suhu permukaan
min.
menengah
maks.

-173 °C
+167 °C
+427 °C

+437 °C
+464 °C
+497 °C

-89 °C
+15 °C
+58 °C

-133 °C
-55 °C
+27 °C


-108 °C


-139 °C


-197 °C


-201 °C

Kamis, 10 November 2011


Sejarah Perkembangan Musik Nusantara

Terdapat tahapan- tahapan perkembangan musik Tradisional Indonesia (nusantara). tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.

Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu, musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan- kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan  terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.

Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana. dari proses itulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga saat ini.

Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik barat  dan musik Indonesia . Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.

Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masukpula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula denga musik-musik
negeri India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.


Laporan Hasil Pratikum
1.       Judul percobaan :jangka sorong
2.       Tujuan percobaan :Mempelajari cara menggunakan jangka sorong
3.       Alat/bahan yang digunakan :
a.dasar statif                      1
b.Jangka sorong                               1
c.batang statif pendek    1
        4.Dasar teori
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Kegunaan jangka sorong adalah:

- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
- untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara "menancapkan /menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Adapun penggunaan jangka sorong tersebut, adalah sebagai berikut :

Mengukur Diameter Luar Benda
  
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

Mengukur Diameter Dalam Benda
  
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

Mengukur Kedalaman Benda
  
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.

Cara pembacaan skala jangka sorong yaitu :

   Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm.
  
Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.
       5.langkah-langkah percobaan
                Gunakan jangka sorong untuk mengukur besaran di bawah ini berdasarkan teori pembacaan jangka sorong :
a.lebar dasar statif
b.diameter lubang dasar statif
c.kedalaman lubang dasar statif
d.diameter batang statif


F.Hasil pengamatan
a.isikan  seluruh hasil pengamatan pada table berikut :
No percobaan
Lebih dasar statif
(L)
Diameter lubang
(D)
Kedalaman lubang
(L)
Diameter batang
(D)
1
35,1 mm
10,4 mm
38,6 mm
23,7 mm
2
35,2 mm
10,3 mm
39,8 mm
29,5 mm
3
35,3 mm
10,5 mm
37,2 mm
24,1 mm
4
35,4 mm
10,6 mm
36,5 mm
23,1 mm
5
35,5 mm
10,7 mm
35,8 mm
23,5 mm
6
35,6 mm
10,8 mm
32,7 mm
24,1 mm
Rata-rata
        (L   ,D   )
      35,35 mm
     10,55 mm
         36,76 mm
       24,66 mm







b.Lakukan perhitungan     atau   (kesalahan / penyimpanan pengukuran )dengan rumus        

No percobaan
Lebih dasar statif
              (   L)
Diameter lubang
(   D)
Kedalaman lubang
(   L)
Diameter batang
(   D)

1
0,25
0,15
-1,84
0,96

2
0,15
0,25
            -3,04
-4,84

3
0,05
0.05
-0,44
0,56

4
-0,05
-0,05
0,26
1,56

5
-0,15
0,15
0,96
1,16

6
-0,25
-0,25
              4,06
0,56


Rata-rata
(   L   ,   D   )
             -0,15
             0,15
             1,76
              1,60















C.Hasil pengukuran
Lebar dasar statif

Diameter lubang
Kedalaman lubang
Diameter batang
35,35mm       0,15
10,55mm      0,15     
36,76mm      0,76
24,66mm      0,60

7.Kesimpulan dan komentar/saran
Kesimpulan :hasil pengukuran dari setiap orang tidak selalu sama.hal itu bisa terjadi karna kesalahan     pengaturan alat, kurang cermatnya dalam membaca angka-angka skala pada alat ukur dan terjadinya hal-hal yang tidak dapat di perkirakan sebelumnya ketika pengukur di lakukan.                               Komentar / saran :untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam melakukan pengukuran adalah
-          Aturlah suatu alat seteliti mungkin
-          Lakukan pengukuran secara teliti, termasuk lingkungan tempat pengukuran di lakukan
-          Lakukan nilai-nilai rata-ratanya.



Blogger templates